Facebook berubah jadi Metaverse, Dunia Virtual Reality akan jadi Bisnis Baru
- Holong Nainggolan, S.Kom
- 10-01-2022
Baru-baru ini perusahaan facebook telah mengubah nama menjadi Meta, perusahaan milik Mark Zuckerberg ini merubah nama perusahaan tersebut setelah berdiri sejak 2004 silam, Meta pada dasarnya merujuk pada kata Metaverse.
Lalu apa itu Metaverse? Metaverse sendiri merupakan suatu teknologi Augmented Reality (AR) yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya secara virtual, di Indonesia kita sering sebut dengan istilah Virtual Reality (VR).
Teknologi AR ini sebenarnya sudah lama dikembangkan namun kembali mengemuka setelah Zuck panggilan akrab pembuat Facebook itu mengubah perusahaannya menjadi Meta. Memang sejak lama facebook telah mengembangkan AR atau VR, bahkan bapak Preseden Joko Widodo pernah diundang langsung oleh Zuck ke kantor facebook di 1 Hacker Way, Menlo Park, California, Amerika Serikat.
Saat itu bapak Jokowi panggilan akrab pak Presiden bermain pingpong dengan teknologi VR yang dikembangkan oleh facebook. Teknologi VR sendiri merupakan perpaduan pemograman komputer dengan desain 3D, dengan bantuan alat berupa kaca mata VR yang dipasangkan ke mata pengguna sehingga membuat pengguna merasa seolah-oleh berada pada dunia yang sebenarnya. Teknologi metaverse ini diprediksi akan berkembang sangat pesat, sebab pengembangannya bisa dikatakan sangat gila didukung dengan SDM facebook yang bagus serta dukungan finansial baik dari internal maupun eksternal seperti para insvestor.
Dunia VR akan menjadi teknologi baru nantinya, diperkirakan popularitas medsos dan game online juga nanti akan mulai pudar dan akan tergantikan oleh metaverse, metaverse akan membuat media sosial yang bersifat VR sehingga para pengguna dari seluruh penjuru dunia dapat seolah berinteraksi langsung di dalam dunia “aneh” tersebut, berbeda dengan medsos yang ada saat ini dimana hanya ada voice call dan video call.
Kita juga nantinya bisa belanja di mal melalui metaverse dengan melihat langsung barang yang akan kita beli melalui VR dengan 4 dimensi, membayarnya ke-kasir dan barang kita akan dikirim ke rumah. Metaverse juga nantinya akan menjual lahan, bangunan dan lain-lain yang ada di metaverse kepada publik dan para pembeli bebas mengembangkannya. Mungkin akan dijadikan sebagai tempat wisata virtual, cafe untuk anak muda, bermain game, bermain bola dan lainnya.
Tentunya semuanya itu akan dibalut dengan konsep bisnis, dimana jika kamu hendak masuk ke bioskop di Metaverse kamu harus membayar terlebih dahulu dan kamu akan dapat menikmati fasilitas yang ada di sana secara virual. Bahkan pemilik lahan yang di jual Metaverse tersebut ke publik nantinya juga bisa menjalankan berbagai model bisnis didalamnya.
Contoh, kita membeli lahan di metaverse dan mendirikan sebuah mal virual di sana, kamu sebagai pemilik mal juga nantinya bisa berjualan di dalam mal, bahkan kamu juga bisa menyewakan ruangan-ruangan yang ada di mal tersebut, selain itu kamu bisa menyewakan tempat-tempat iklan. Pertanyaannya, apakah ada orang yang akan masuk ke mal saya? Tergantung kamu bagaimana mengelolanya.
Facebook memiliki 2,85 miliar pengguna di dunia, ini lah yang menjadi aset paling penting pada faceboook, pengguna facebook ini nantinya juga akan menjadi pengguna metaverse, kembali tadi ke mal yang kita bangun di metaverse, facebook mungkin sudah memikirkan hal ini terlebih dahulu, salah satunya caranya akan akan mengunakan sistem facebook ads untuk mempublikasikan fasilitas-fasilitas yang ada di metaverse, tentunya dengan konsep bisnis.
Masih kurang faham? Contoh tokopedia sebagai sebuah flatform online store di Indonesia akan beralih ke metaverse untuk berjualan, maka tokopedia akan membeli lahan di metaverse dan membangun tokonya di sana secara virtual, bangunannya mau berupa pajak melati atau medan mal itu terserah tokopedia, setelah selesai maka orang-orang akan masuk ke tokopedia di metaverse dan bebas dengan VR meilhat detail barang dengan mode 4 dimensi atau 4D, bayangkan kamu bisa melihat barang yang akan kamu beli secara online tapi kamu bisa melihat detailnya dan seolah-oleh nyata. Maka selanjutnya adalah proses belanjanya, itu terserah teknologinya si tokopedia, apakah sistem kasir atau COD dan lainnya, lalu masuk kepembayaran dan pengriman barang.
Jadi ada banyak kegiatan manusia nantinya akan dilakukan di Metaverse, salah satu yang paling mungkin adalah juga dunia pendidikan, hal ini sangat dimungkinkan di dunia metaverse, guru dan siswa akan bertemu di dunia virtual bukan seperti google meet atau zoom dan semacamnya, tetapi akan bisa saling berinteraksi, praktek bersama dan lain-lain. Mungkin jika hanya melalui tulisan seperti ini kamu masih akan sangat sulit membayangkan teknologi Metaverse ini.
Contoh simpelnya kamu bisa bermain game mode VR dengan mengunduh game yang suport VR di AppStore atau PlayStore lalu memasangkan VR saat memainkannya. Atau contoh lainnya adalah video 360 derajat, atau misalnya adalah Street View buatan google. Namun Metaverse akan jauh lebih lebih lebih kompleks daripada itu semua.
Beberapa kegiatan yang mungkin adakan masuk ke Metaverse adalah Sosial Media, event-event, show, kontes, pendidikan, hiburan, konser, perdagangan, film, pertemuan, wisata. Apakah teknologi ini akan berdampak negatif kepada penggunanya?
Tentu saja jika tidak digunakan dengan bijak, hampir setiap teknologi memiliki dampak negatif dan positif, kita hanya bisa mengurangi dampak negatifnya dan memaksimalkan dampak positifnya.