Perbedaan Entrepreneurship dengan Prakarya
- SMP ST IGNASIUS
- 01-11-2021
Istilah
Entrepreneurship diapdosi dari Bahasa Perancis, entreprendre yang
berarti melakukan (to under take), memulai atau berusaha melakukan
tindakan mengorganisir dan mengatur. Secara umum pengertian Entrepreneurship
(Kewirausahaan) adalah proses kegiatan kreativitas dan inovasi
menciptakan perubahan dengan memanfaatkan peluang dan sumber-sumber yang ada
untuk menghasilkan nilai tambah bagi diri sendiri dan orang lain serta
memenangkan persaingan.
‘Pra’
mempunyai makna belum dan ‘karya’ adalah hasil kerja. Prakarya didefinisikan
sebagai hasil kerja yang belum jadi, masih berupa proof of concept atau
sebuah prototipe.
Prakarya bisa
dibilang kerangka dari kerajinan tangan atau hasil yang belum jadi atau belum
mencapai hasil akhir.
Prakarya juga
dapat diartikan sebagai hasil bentuk ketrampilan, kerajinan tangan, atau hasta
karya yang umumnya dari barang bekas di mana dari bahan-bahan tersebut kemudian
dirangkai sendiri dengan kreasi dan menarik.
Banyak
yang menganggap bahwa entrepreneurship dan prakarya sama karena hasil akhirnya
adalah sebuah karya cipta yang dapat memberikan nilai tambah, namun banyak juga
yang tidak memahami perbedaan dari kedua hal ini. Dalam entrepreneurship sangat
ditekankan konsep bekerja dengan menanamkan nilai karakater yang harus
dibangun, tidak semata-mata hanya menciptakan sesuatu yang baru yang dapat
memberikan nilai tambah bagi pelaku kegiatan tersebut tetapi siswa diarahkan
untuk memberikan pertimbangan sebelum melakukan aktivitas apakah yang akan
dilakukan memberikan dampak bagi dirinya dan sesama atau bahkan berdampak bagi
lingkungan. Entrepreneurship menggunakan konsep bekerja yang
terstruktur yang dikenal dengan Learning Cycle yang dimulai dari Exploring
atau tahap menggali informasi atau mencari tahu hal-hal yang menarik
perhatiaannya, Planning atau tahap perencanaan sebelum melakukan
aktivitas sehingga hal-hal yang dibutuhkan dapat dipersiapkan dengan baik
termasuk perkiraan waktu untuk melakukan kegiatan, Doing atau
tahap pelaksanaan apa yang sudah direncanakan, Communicating atau
tahap mengomunikasikan hasil kerja kepada target market, dan Reflecting
atau evaluasi secara menyeluruh dari seluruh aktivitas sebagai acuan untuk
melakukan tindakan selanjutnya.
Setiap
tahap learning cycle harus dilakukan dengan didukung oleh ilmu
pengetahuan yang relevan, siswa harus memahami dampak positif dan negatif dari
setiap aktivitas entrepreneurship yang dilakukannya, sebagai contoh seorang
siswa akan menciptakan sebuah inovasi makanan yang baru, dalam proses
menciptakan inovasi makanan tersebut siswa harus membekali dirinya terlebih
dahulu dengan ilmu pengetahuan tentang makanan atau gizi makanan sehingga
setelah berkerja siswa dapat menentukan alternatif-alternatif yang lebih baik
terkait makanan yang akan diciptakan yang memberikan dampak positif bagi diri
siswa sendiri dan bagi sesamanya.
Entrepreneurship
tidak hanya mengenai wirausaha tetapi bagaimana siswa memiliki daya juang,
sikap jujur, tanggungjawab, peduli dan mampu menjadi pemecah masalah atau problem
solver atas masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata
Prakarya lebih menekankan kepada cara membuat sebuah karya, dalam prakarya siswa hanya diarahkan bagaimana membuat sebuah hasil karya yang dituangkan dalam bentuk trik sebagai contoh proses pembuat ukiran dari kayu, dalam kegiatan ini siswa hanya akan dibekali alat dan bahan yang akan digunakan, bagaimana cara mengukir menggunakan alat yang ada, pada umumnya siswa tidak diminta untuk memberikan pertimbangan dampak positif dan negatif jika menggunakan kayu sebagai bahan untuk mengukir sehingga kemungkinan alternatif yang lain yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengukir tidak muncul dalam ide siswa. Ada banyak contoh hasil dari prakarya yang kita temukan dalam kehidupan kita seperti mencipatkan hiasan dari sedotan, membuat pot bunga dari botol bekas dan banyak lagi karya-karya yang lain.
Ditulis oleh : Mikael Tampubolon, S.Pd